INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
A. Inisiasi Menyusu Dini
1. Pengertian
IMD
|
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan
kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya satu jam segera setelah
lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast
crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu
sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009).
2. Prinsip Inisiasi Menyusu Dini
Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap
di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke
kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat
menyusu sendiri. Apabila ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan di
selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama
proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap
untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK, 2007).
3. Pentingnya kontak kulit dan menyusu
sendiri
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan
tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian
karena kedinginan (hypotermia).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang.
Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis
sehingga mengurangi pemakaian energi.
c. Saat merangkak mencari payudara,
bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit
ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari
lingkungan.
d. “Bonding” (ikatan kasih
sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam
keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
e. Makanan awal non-ASI mengandung zat
putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal
ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu
lebih dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan lebih lama disusui.
g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu,
sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada
puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
h. Bayi mendapatkan ASI kolostrum
yaitu ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the
gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu
mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI
istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap
infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi.
Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih
belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
i. Ibu dan ayah akan merasa sangat
bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini.
Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu
pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
4. Persiapan melakukan Inisiasi Menyusu
Dini
a. Pertemuan pimpinan rumah sakit,
dokter kebidanan, dokter anak, dokter anastesi, bidan, tenaga kesehatan yang
bertugas di kamar bersalin, kamar operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk
mensosialisasikan Rumah Sakit Sayang Bayi yang direvisi 2006.
b. Melatih tenaga kesehatan terkait
yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui, termasuk menolong inisiasi menyusu
dini yang benar.
c. Setidaknya antenatal (ibu hamil),
dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama orang tua, membahas keuntungan ASI
dan menyusui, tatalaksana menyusu dini termasuk inisiasi dini pada kelahiran
dengan obat-obatan atau tindakan.
1) Pertemuan bersama-sama beberapa
keluarga membicarakan secara umum.
2) Pertemuan dengan satu keluarga
membicarakan secara khusus.
d. Di Rumah Sakit Ibu Sayang Bayi,
inisiasi menyusu dini termasuk langkah ke-4 dari 10 langkah keberhasilan
menyusui.
5. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
secara umum
a. Dianjurkan suami atau keluarga
mendampingi ibu saat persalinan.
b. Disarankan untuk tidak mengurangi
penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi
misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing.
c. Biarkan ibu menentukan cara
melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air atau
dengan jongkok.
d. Seluruh badan dan kepala bayi
dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernix)
yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
e. Bayi ditengkurapkan di dada atau
perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit
dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal
selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi.
f. Bayi dibiarkan mencari puting susu
ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan
bayi ke puting susu.
g. Ayah didukung agar membantu ibu
untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat
berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan
meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan
dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil
menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya
dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya
sampai berhasil menyusu pertama.
h. Dianjurkan untuk memberikan
kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan
seperti operasi Caesar.
i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk
ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai.
Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat
ditunda.
j. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi
dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan
bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang
diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
6. Inisiasi Menyusu Dini yang kurang
tepat
Menurut
Roesli (2008) tatalaksana IMD yang kurang tepat adalah :
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di
perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain
kering. Tali pusat dipotong lalu diikat.
c. Karena takut kedinginan, bayi
dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d. Dalam keadaan dibedong, bayi
diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit dengan kulit ibu). Bayi
dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau
sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan
pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
f. Setelah itu, bayi di bawa ke kamar
transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk di timbang, diukur,
dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K dan kadang di beri tetes
mata.
7. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan
Menurut Ambarwati (2009) Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan antara lain :
a. Begitu lahir bayi diletakkan di atas
perut ibu yang sudah di alasi kain kering.
b. Keringkan seluruh tubuh bayi
termasuk kepala secepatnya.
c. Tali pusat dipotong lalu diikat.
d. Vernik(zat lemak putih) yang melekat di
tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e. Tanpa dibedong, bayi langsung
ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu.
Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
8. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu
dengan kulit bayi, yaitu :
a. Bayi kedinginan.
Bayi berada dalam
suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu
meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil
penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1º lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan.
Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun
1ºC. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2ºC untuk menghangatkan
bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang
baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal (Roesli, 2008).
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu
lelah untuk segera menyusui bayinya.
Terbentuknya
oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru membantu menenangkan ibu
setelah melahirkan (Rosita, 2008).
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia.
Saat bayi di dada
ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan
sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk menjaga bayi sambil
memberi dukungan pada ibu (Roesli, 2008).
d. Kamar bersalin atau kamar operasi
sibuk.
Dengan bayi di
dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri
kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu
dini (Roesli, 2008).
e. Ibu harus dijahit.
Kegiatan
merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian
bawah tubuh ibu (Roesli, 2008).
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata
untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan
setelah lahir.
Menurut American
College of Obstetrics and Gyneologydan Academy Breastfeeding Medicine(2007),
tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi
menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi (Roesli, 2008).
g. Bayi harus segera dibersihkan,
dimandikan, ditimbang dan diukur.
Menunda
memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu,
kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran
dapat ditunda sampai menyusu awal selesai (Roesli, 2008).
h. Bayi kurang siaga.
Justru pada 1-2
jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi
tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
bonding(Roesli, 2008).
i. Kolostrum dan ASI saja tidak cukup
bagi bayi
Sebagai makanan
pertama, kolostrum justru sangan mencukupi. Normal terjadi berat badan bayi
sedikit turun setelah dilahirkan (Rosita, 2008).
j. Kolostrum tidak baik, bahkan
berbahaya untuk bayi.
Kolostrum sangat
diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Kolostrum merupakan imunisasi pertama
yang diterima bayi (Rosita, 2008).
k. Bayi memerlukan cairan lain sebelum
menyusui.
Justru cairan ini
akan meningkatkan risiko bayi terhadap infeksi, serta dapat mempengaruhi
pemberian ASI secara ekslusif (Rosita, 2008).
9. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Departemen Kesehatan (2007) kontak kulit dengan kulit mempunyai
beberapa keuntungan yaitu :
a. Keuntungan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu untuk bayi.
1) Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu
dan bayi.
2) Kontak memastikan perilaku optimum
menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
a) Menstabilkan pernapasan.
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
c) Memperbaiki atau mempunyai pola
tidur yang lebih baik.
d) Mendorong ketrampilan bayi untuk
menyusu yang lebih cepat dan efektif.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan
(kembali ke berat lahirnya dengan lebih cepat).
f) Meningkatkan hubungan antara ibu dan
bayi.
g) Tidak terlalu banyak menangis selama
satu jam pertama.
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman
dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
i) Bilirubin akan lebih cepat normal
dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi
baru lahir.
j) Kadar gula dan parameter biokimia
lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya.
b. Keuntungan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu untuk ibu.
1) Merangsang produksi oksitosin dan
prolaktin pada ibu.
a) Oksitosin
(1) Membantu kontraksi uterus sehingga
perdarahan pasca persalinan lebih rendah.
(2) Merangsang pengeluaran kolostrum.
(3) Penting untuk kelekatan hubungan ibu
dan bayi.
(4) Ibu lebih tenang dan lebih tidak
merasa nyeri pada saat placenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
b) Prolaktin
(1) Meningkatkan produksi ASI.
(2) Membantu ibu mengatasi stres.
Mengatasi stres adalah fungsi oksitosin.
(3) Mendorong ibu untuk tidur dan
relaksasi setelah bayi selesai menyusu.
(4) Menunda ovulasi.
c. Keuntungan menyusu dini untuk bayi.
Menurut Ambarwati (2009) keuntungan IMD bagi bayi
meliputi :
1) Makanan dengan kualitas dan
kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
2) Memberikan kesehatan bayi dengan
kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama
bagi bayi.
3) Meningkatkan kecerdasan.
4) Membantu bayi mengkoordinasikan
hisap, telan dan napas.
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan bayi.
6) Mencegah kehilangan panas.
7) Merangsang kolostrum segera keluar.
d. Keuntungan menyusu dini untuk ibu.
1) Merangsang produksi oksitosin dan
prolaktin.
2) Meningkatkan keberhasilan produksi
ASI.
3) Meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan bayi.
10. Peran bidan dalam Inisiasi Menyusu
Dini.
Menurut Inayati (2009) peran bidan dalam IMD meliputi :
a. Sebelum persalinan (Tahap persiapan
dan informasi).
1) Memberikan informasi kepada klien
dan keluarga tentang penatalaksanaan inisiasi menyusu dini.
2) Mengkaji kebersihan diri klien. Bila
perlu anjurkan klien untuk membersihkan diri atau mandi terlebih
dahulu.
3) Mempersiapkan alat tambahan untuk
pelaksanaan inisiasi menyusu dini yaitu 3 buah kain pernel yang lembut dan
kering serta sebuah topi bayi. Menganjurkan agar klien mendapat dukungan dan
pendamping selama proses persalinan dari suami atau keluarga.
4) Membantu meningkatkan rasa percaya
diri klien.
5) Memberikan suasana yang layak dan
nyaman untuk persalinan.
6) Memfasilitasi klien mengurangi rasa
nyeri persalinan dengan mobilisasi dan relaksasi.
7) Membantu ibu mengambil posisi yang
nyaman untuk melahirkan.
b. Proses persalinan (Tahap pelaksanaan)
1) Membuka baju klien di bagian perut
dan dada.
2) Menyimpan kain pernel yang lembut
dan kering diatas perut ibu.
3) Setelah bayi lahir, simpan bayi di
atas perut ibu.
4) Bayi dikeringkan dari kepala hinga
kaki dengan kain lembut dan kering (kecuali kedua lengannya, karena bau ketuban
yang menempel pada lengan bayi akan memandu bayi untuk menemukan payudara ibu)
sambil melakukan penilaian awal Bayi Baru Lahir (BBL).
5) Melakukan penjepitan, pemotongan dan
pengikatan tali pusat.
6) Melakukan kontak kulit dengan
menengkurapkan bayi di dada ibu tanpa dibatasi alas.
7) Selimuti ibu dan bayi, kalau perlu
pakaikan topi di kepala bayi.
8) Menganjurkan ibu untuk memberikan
sentuhan lembut pada punggung bayi.
9) Menganjurkan pada suami atau
keluarga untuk mendampingi ibu dan bayi.
10) Memberikan dukungan secara sabar dan
tidak tergesa-gesa.
11) Membantu menunjukkan pada ibu
perilaku pre-feeding(Pre-feeding behavior) yang positif :
istirahat dalam keadaan siaga, memasukan tangan ke mulut, menghisap dan
mengeluarkan air liur, bergerak kearah payudara dengan kaki menekan perut ibu,
menjilat-jilat kulit ibu, menghentakkan kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri,
menyentuh puting susu dengan tangannya, menemukan puting susu, menghisap dan
mulai minum ASI.
12) Membiarkan bayi menyusu awal sampai
si bayi selesai menyusu pada ibunya dan selama ibu menginginkannya.
13) Bidan melanjutkan asuhan persalinan.
No comments:
Post a Comment